Dipagi hari tepatnya di jalan mangga-no 2, Sinta dan neneknya sedang
berbincang-bincang. Ia tinggal bersama ayah dan neneknya sedangkan ibunya telah
lama meninggal sejak 4 tahun yang lalu ketika Sinta kelas 1 Smp. Ayah dan nenek
Sinta sangat menyayanginya, karena ia lah satu-satunya harapan keluarga.
Ketika sedang
berbincang-bincang, tiba-tiba Sinta teringat pesan terakhir yang diberikan
ibunya kepadanya bahwa ia harus bisa menjadi seorang penghapal al-qur'an yang
baik.
Sejak perbincangan
pagi itu akhirnya sinta memutuskan untuk pergi ke pesantren. Meski
sebenarnya ayah sinta melarang, namun
apalah daya jika itu memang keinginan anak kesayangannya. Hingga ketika ia
lulus Smp dan sudah tinggal dipesantren ia sangat tekun dan rajin dalam belajar
ataupun menghapal al-qur'annya.
Tiga tahun kemudian,
Sinta pun lulus dengan nilai terbaik di sekolahnya , ia mendapat beasiswa dari
pihak pesantrennya. Bahkan yang lebih membanggakan ayah dan neneknya adalah
ketika Sinta telah berhasil menyelesaikan hafalan al-qur'annya.
Hingga akhirnya
setelah mengikuti tahfiz dan dai muda di salah satu acara TV, kini Sinta
menjadi bintang muda di Indonesia. Banyak sekali wartawan yang datang untuk
menemui dan mewawancarainya. Dan meski kini ia telah sukses, namun ia tidaklah
sombong dan tinggi hati. Dan menurutnya doa dan keinginan ibunya lah yang
membawanya hingga menjadi sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar